1.
Jenis
– jenis pasar !
Jawab :
A. Pasar persaingan sempurna
merupakan jenis pasar dengan jumlah
penjual dan pembeli yang sangat banyak dan produk yang dijual bersifat homogen.
Harga terbentuk melalui mekanisme pasar dan hasil interaksi antara penawaran
dan permintaan sehingga penjual dan pembeli di pasar ini tidak dapat
mempengaruhi harga dan hanya berperan sebagai penerima harga (price-taker).
Barang dan jasa yang dijual di pasar ini bersifat homogen dan tidak dapat
dibedakan. Semua produk terlihat identik. Pembeli tidak dapat membedakan apakah
suatu barang berasal dari produsen A, produsen B, atau produsen C? Oleh karena
itu, promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap penjualan
produk.
Istilah persaingan menunjukkan
keadaan di mana terdapat sejumlah pesaing-pesaing baik selaku pembeli maupun
selaku penjual di pasar. Dalam hal ini baik pembeli maupun penjual mencoba
menarik penjual maupun pembeli berada di pihaknya. Persaingan dapat teIjadi
dalam bidang harga, di mana penjual mencoba menarik pembeli dengan berusaha
menurunkan harga jual dan keadaan ini disebut persaingan dalam harga. Ada juga
persaingan dalam bentuk persaingan dalam promosi atau iklan untuk menunjukkan
kelebihan mutu dan pelayanan barang pada pembeli. Hal yang terakhir ini disebut
persaingan nir-harga.
Dalam praktik biasanya persaingan
merupakan gabungan antara persaingan harga dan nir-harga. Juga dalam praktik di
persaingan bebas, penjual ada juga yang tak peduli dengan pembeli, siapa saja
boleh beli dan tak perlu dicari-cari atau dipromosikan. Misalnya dalam pasar
sayur mayur sepenuhnya terjadi persaingan sempuma dan persaingan bebas terjadi
di antara petani sayur mayur. Namun bagi para petani ini tak jadi masalah
siapa¬siapa pembelinya. Ia tak perlu pasang iklan atau mencari-cari pembeli.
Cukup dibawanya barangnya ke pasar dan di sana akan dijumpai pembeli. Ini yang
dikenal dengan keadaan persaingan bebas dan sempurna.
B. Pasar monopoli
(dari bahasa Yunani: monos, satu +
polein, menjual) adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual
yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau
sering disebut sebagai “monopolis”. Sebagai penentu harga (price-maker),
seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara menentukan
jumlah barang yang akan diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi,
semakin mahal harga barang tersebut, begitu pula sebaliknya. Walaupun demikian,
penjual juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila
penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha
mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau —lebih
buruk lagi— mencarinya di pasar gelap (black market).
Monopoli adalah keadaan di mana
pasar dikuasai sepenuhnya oleh penjual. Penjual mempunyai kekuasaan yang dapat
didiktekan kemauannya baik dalam bentuk harga, volume, tempat, waktu, dan
pembeli dengan siapa barang itu akan dijual. Hampir dapat dikatakan bahwa dalam
pasar monopoli kedaulatan pasar berada sepenuhnya di tangan penjual. Penjuallah
yang berdaulat menentukan tingkat harga, berapa banyak jumlah barang yang akan
dijual, waktu bilamana barang akan dilepas ke pasaran, tempat di mana barang
itu akan dijual dan cara lain yang diinginkan penjual.
ladi monopoli adalah kebalikan dari
persaingan bebas. Penjual hanya berada di satu tangan atau dikuasai oleh satu
perusahaan.
C. Pasar monopolistis
adalah salah satu bentuk pasar di
mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki
perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas,
namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang
membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : shampoo, pasta gigi,
dll. Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi
setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus,
misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.
Pada pasar monopolistik, produsen
memiliki kemampuan untuk mempengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar
produsen dari pasar monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat
barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang,
konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek
tersebut walau produsen menaikkan harga. Misalnya, pasar sepeda motor di
Indonesia. Produk sepeda motor memang cenderung bersifat homogen, tetapi
masing-masing memiliki ciri khusus sendiri. Sebut saja sepeda motor Honda, di
mana ciri khususnya adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki
keunggulan pada mesin yang stabil dan jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek
mempunyai pelanggan setia masing-masing.
Pada pasar persaingan monopolistik,
harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan
perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga
membuat mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan
sangat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan
yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus
menjaga citra perusahaannya.
Struktur pasar yang bersifat
oligopoli selalu berdampingan dengan struktur pasar yang bersifat persaingan
monopolistik.
D. Pasar oligopoli
pasar di mana penawaran satu jenis
barang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari
dua tetapi kurang dari sepuluh.
Dalam pasar oligopoli, setiap
perusahaan memposisikan dirinya sebagai bagian yang terikat dengan permainan
pasar, di mana keuntungan yang mereka dapatkan tergantung dari tindak-tanduk
pesaing mereka. Sehingga semua usaha promosi, iklan, pengenalan produk baru,
perubahan harga, dan sebagainya dilakukan dengan tujuan untuk menjauhkan
konsumen dari pesaing mereka.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan
sebagai salah satu upaya untuk menahan perusahaan-perusahaan potensial untuk
masuk kedalam pasar, dan juga perusahaan-perusahaan melakukan oligopoli sebagai
salah satu usaha untuk menikmati laba normal di bawah tingkat maksimum dengan
menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara
pelaku usaha yang melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Struktur pasar oligopoli umumnya
terbentuk pada industri-industri yang memiliki capital intensive yang tinggi,
seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.
Jika terdapat beberapa perusahaan
yang menjadi pemegang monopoli maka perusahaan-perusahaan ini berada dalam
keadaan yang disebut oligopoli.
Suatu struktur pasar yang lebih
mendekati kenyataan adalah bahwastruktur pasar umumnya selalu berbentuk pasar
oligopoli atau persaingan yang monopolistik. Keadaan ini merupakan semacam
bentuk campuran antara persaingan bebas yang sarna sekali sempuma dengan
monopoli yang sama sekali mumi. Bahkan dapat dikatakan bahwa 80 % kehidupan
nyata dalam perilaku ekonomi masyarakat sepenuhnya berada dalam naungan dan
kondisi¬kondisi pasar yang bersifat oligopolistik atau persaingan monopolistik.
2.
Pengertian
dan konsep – konsep pendapatan nasional !
Jawab :
Pendapatan nasional secara sederhana
dapat diartikan sebagai jumlah pendapatan masyarakat suatu negara dalam periode
tertentu (biasanya satu tahun).
Masyarakat pelaku kegiatan ekonomi
akan terus berusaha memperoleh pendapatan untuk memenuhi semua kebutuhan
sehingga menjadikan masyarakat makmur. Jika seluruh pendapatan atau pengeluaran
yang dilakukan pelaku ekonomi di dalam suatu negara dijumlahkan maka akan
terbentuklah pendapatan nasional. Besarnya pendapatan nasional ditentukan oleh
jumlah produk yang dihasilakan oleh para pelaku ekonominya.
Jika dilihat dari jumlah barang
atau jasa yang dihasilkan, produk nasional dikelompokkan menjadi Gross Domestic
Product (GDP) dan Gross National Product (GNP). Dari kedua konsep tersebut
melahirkan konsep Gross Domestic Regional Product (GDRP), Net National Product
(NNP), Net National Income(NNI), Personal Income (PI), dan Disposable Income
(DI)
Konsep Pendapatan Nasional :
1. Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic Product (GDP)
Produk Domestik Bruto (PDB) atau
dalam bahasa inggris disebut Gross Domestic Product adalah nilai barang dan
jasa dalam suatu negara yang diproduksi oleh faktor- faktor produksi milik
warga negara, negara tersebut dan warga negara asing yang tinggal di negara
tersebut dalam periode waktu tertentu (biasanya satu tahun).
GDP merupakan nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan, penjumlahan nilai tambah, dan penjumlahan pendapatan di
dalam perekonomian selama periode waktu tertentu.
GDP juga merupakan penjumlahan
nilai konsumsi (C), investasi (I), pembelian barang & jasa oleh pemerintah
(G) dan ekspor neto atau nilai ekspor setelah dikurangi nilai impor (X-M).
Peningkatan/pertumbuhan GDP akan
meningkatkan pula pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan GDP, dapat pengaruhi oleh :
1. Perubahan ketersediaan sumber
daya
2.Peningkatan produktifitas
GDP dapat diukur dalam 2(dua) cara,
yaitu sebagai:
1. Total nilai dari aliran produk akhir
2. Total biaya atau penghasilan input yang
digunakan untuk memproduksi output
Karena profit/Laba merupakan konsep
residu/sisa, maka kedua cara tersebut menghasilkan total GDP yang sama.
2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)/
Gross Domestic Regional Product (GDRP)
PDRB adalah jumlah keseluruhan dari
nilai bruto yang berhasil diciptakan oleh seluruh kegiatan ekonomi yang berada
pada suatu wilayah selama periode tertentu. Misalnya PDRB DKI Jakarta, PDRB
Jawa Barat, dan PDRB Aceh.
3. Produk Nasional Bruto
(PNB)/Gross National Product (GNP)
Produk Nasional Bruto (PNB) atau yang
dalam bahasa inggris Gross National Product (GNP) adalah nilai barang-barang
dan jasa-jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanya barang- barang dan
jasa-jasa yang diproduksi atau dihasilkan oleh faktor-faktor produksi yang
dihasilkan warga negara sendiri baik yang berada di dalam negeri maupun yang
berada di luar negeri selama suatu periode (biasanya satu tahun).
Berdasarkan pengertian PNB
tersebut, ada tiga hal penting yang perlu diketahui oleh kalian yaitu :
ü Produksi Nasional Bruto hanya mencangkup
barang-barang akhir (final good) dan atau nilai tambah (value added). Adapun
barang antara dan barang setengah jadi (intermediate semifinished goods) tidak
dimasukan dalam komponen PNB. Hal ini karena untuk menghindari terjadinya
perhitungan ganda terhadap suatu produk.
ü PNB hanya menghitung atau
memasukkan nilai dari barang-barang yang merupakan hasil produksi pada tahun
berjalan (dalam suatu periode dilakukannya perhitungan).
ü Barang dan jasa atau PNB yang
dihasilkan tersebut dinilai menurut harga pasar yang berlaku.
-
Perputaran
Roda Perekonomian
Pertumbuhan
ekonomi suatu negara biasanya dihitung berdasarkan pertumbuhan ril dari GDP
negara tersebut, yakni seberapa besar GDP negara bertambah secara ril dari
tahun ke tahun. Pertumbuhan ini dihitung dengan cara membagi nilai dari output
suatu sektor ekonomi pada tahun tertentu dengan nilai output sektor tersebut
pada tahun sebelumnya dan dikali 100 % kemudian dikurangi 100. Bila GDP
mengalami pertumbuhan yang tinggi berarti pendapatan masyarakat juga akan mengalami
pertumbuhan yang tinggi, terlepas dari siapa atau kelompok mana dari masyarakat
yang menerima pendapatan tersebut. GDP Indonesia menurut lapangan usaha
berdasarkan harga yang berlaku dan harga konstan.
Pengeluaran
Agregat (Aggregate Spending)
Seperti
diterangkan diatas bahwa GDP dapat dihitung dari sisi pengeluaran aggregate
(Aggregate Spending) pelaku ekonomi dalam suatu negara. Pengeluaran aggreaget
ini sama dengan Permintaan Agregat karena konsekuensi dari permintaan adalah
adanya pengeluaran oleh rumah tangga, investor, pemerintah dan eksportir untuk
membeli barang dan jasa. Pengeluaran Aggregate dapat dikelompokkan atas empat
komponen, yaitu:
1. pengeluaran konsumsi rumah tangga,
2. pengeluaran invesatasi oleh pengusaha
(bisnis),
3. pengeluaran pemerintah, dan
4. permintaan luar negeri.
Pengeluaran
Konsumsi
Merupakan
bagian terbesar dari permintaan agregat yaitu berupa permintaan dari konsumen
terhadap barang dan jasa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Konsumsi
ini memegang peranan penting dalam perekonomian menurut teori Keynesian karena
akan menentukan output dan pendapatan masyarakat suatu negara.
Pengeluaran
Pemerintah
Yang
termasuk dalam pengeluaran pemerintah adalah semua pengeluaran pemerintah yang
diperlukan agar roda pemerintahan dapat berjalan dengan baik.
Pengeluaran
Investasi
Investasi
adalah tambahan terhadap akumulasi modal (physical stock of capital) ditambah
dengan perobahan persediaan (inventory changes).
Permintaan
Ekspor Bersih (Net Export)
Komponen
terakhir dari GDP adalah net export yaitu selisih antara export dan import (X –
M). Export merupakan GDP dari dalam negeri karena merupakan barang atau jasa
yang diproduksi di dalam negeri, tetapi tidak dikonsumsi di dalam negeri.
Barang ekspor akan dibeli atau dikonsumsi oleh rumah tangga, investor, atau
pemerintah negara asing sedangkan import adalah barang yang diproduksi di luar
negeri, berarti adalah GDP negara asing.
-
Metode
Perhitungan Pendapatan Nasional
Ada 3 konsep pendekatan yang dapat digunakan
untuk menghitung pendapatan nasional, antara lain adalah seperti ini :
a. Pendekatan
pendapatan Dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan (upah, sewa, bunga, dan
laba) yang diterima rumah tangga konsumsi dalam suatu negara selama satu
periode tertentu.
b. Pendekatan
produksi Dengan cara menjumlahkan nilai seluruh produk yang dihasilkan suatu
negara dari bidang industri, agraris, ekstraktif, jasa, dan niaga selama satu
periode tertentu.
c. Pendekatan pengeluaran Dengan cara menghitung
jumlah seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi dalam
suatu negara selama satu periode tertentu.
-
Masalah
dan keterbatasan perhitungan PDB
Manfaat dan Keterbatasan Perhitungan PDB
a.
Perhitungan PDB dan Analisa Kemakmuran
Perhitungan
PDB akan memberikan gambaran ringkas tentang tingkat kemakmuran suatu negara,
dengan cara membaginya dengan jumlah penduduk (disebut PDB per kapita). Menurut
PBB, sebuah negara dikatakan miskin bila PDB per kapitanya lebih kecil daripada
US$ 450,00. Berdasarkan standar ini, maka sebagian besar negara-negara di dunia
adalah negara miskin. Suatu negara dikatakan makmur/kaya bila PDB perkapita
lebih besar daripada US$ 800.
Kelemahan
dari pendekatan di atas adalah tidak memperhatikan aspek distribusi pendapatan.
Akibatnya angka PDB per kapita kurang memberikan gambaran rinci tentang kondisi
kemakmuran suatu negara. Misalnya, walaupun Amerika Serikat yang PDB
perkapitanya US$ 29.080 (tahun 1997), namun negara itu masih terus bergelut
dengan masalah kemiskinan dan pengangguran, terutama di kalangan warga kulit
hitam ataupun pendatang (kulit berwarna). Bahkan secara absolut tampaknya
jumlah penduduk miskin di Amerika serikat akan bertambah.
Faktor
utama pemicu gejala di atas adalah masalah distribusi pendapatan.
Walaupun
distribusi pendapatan di USA relatif baik, tetapi belum sempurna untuk membuat
seluruh penduduknya menjadi makmur. Bahkan untuk faktor produksi non tenaga
kerja, terutama uang dan modal, distribusi penguasaannya sangat buruk. Pada
tahun 1996, sekitar 46% aset finansial dikuasai hanya oleh sekitar 1%
penduduk.
b.
Perhitungan PDB dan Masalah Kesejahteraan Sosial
Umumnya
ukuran tingkat kesejahteraan yang dipakai adalah tingkat pendidikan, kesehatan
dan gizi, kebebasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan yang lebih baik.
Ada hubungan yang positif antara tingkat PDB per kapita dengan tingkat
kesejahteraan sosial. Makin tinggi PDB per kapita, tingkat kesejahteraan sosial
makin membaik. Hubungan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan logika
sederhana. Jika PDB per kapita mkin tinggi, maka daya beli masyarakat,
kesempatan kerja serta masa depan perekonomian makin membaik. Sehingga gizi,
kesehatan, pendidikan, kebebabasan memilih pekerjaan dan jaminan masa depan,
kondisinya makin meningkat. Tapi dengan catatan, peningkatan PDB per kapita
disertai perbaikan distribusi pendapatan.
Masalah
mendasar dalam perhitungan PDB adalah tidak diperhatikannya dimensi
nonmaterial. Sebab PDB hanya menghitung output yang dianggap memenuhi kebutuhan
fisik/ materi yang dapat diukur dengan nilai uang. Sedangkan output yang tidak
terukur dengan uang, misalnya ketenangan batin yang diperoleh dengan
menyandarkan hidup pada norma-norma agama/spiritual tidak dihitung. Sebab,
dalam kenyataannya kebahagiaan tidak hanya ditentukan oleh tingkat kemakmuran,
tetapi juga ketenangan batin.
Jadi
kita tidak bisa serta merta mengatakan bahwa kesejahteraan sosial di
negara-negara kaya(Amerika Serikat dan Jepang) adalah jauh lebih baik dibanding
di negara-negara miskin (misal Bhutan dan Nepal). Karena, tingkat kejahatan dan
tingkat bunuh diri di negara-negara kaya tersebut lebih tinggi di banding
negara-negara miskin.
c.
PDB Per Kapita dan Masalah Produktivitas
Untuk
memperoleh perbandingan produktivitas antar negara, ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan:
1)
Jumlah dan komposisi penduduk : Bila jumlah penduduk makin
besar, komposisi-nya sebagian besar adalah penduduk usia kerja (15-64 tahun)
dan berpendidikan tinggi (> SLA), maka tingkat output dan
produktivitasnya dapat makin baik.
2)
Jumlah dan struktur kesempatan kerja :
Jumlah
kesempatan kerja yang makin besar memperbanyak penduduk usia kerja yang dapat
terlibat dalam proses produksi. Tetapi komposisi kerja pun mempengaruhi tingkat
produktivitas. Sekalipun kesempatan kerja sangat besar, tetapi semuanya adalah
kesempatan kerja sektor pertanian, produktivitas pekerja juga tidak tinggi.
Sebab sektor pertanian umumnya memiliki nilai tambah yang rendah. Jika
kesempatan kerja yang dominan berasal dari sektor kegiatan ekonomi modern (industri
dan jasa), maka output per pekerja akan relatif tinggi, karena nilai tambah
kedua sektor tersebut amat tinggi.
3)
Faktor-faktor nonekonomi :
Yang
tercakup dalam faktor-faktor nonekonomi antara lain etika kerja, tata nilai,
faktor kebudayaan dan sejarah perkembangan. Jepang pantas menjadi negara yang
produktif sebab selain jumlah penduduk yang banyak, berpendidikan tinggi dan
umumnya bekerja di sektor modern, mereka juga memiliki etika kerja yang baik,
menjujung tinggi kejujuran dan penghargaan tergadap senior. Dan Jepang juga
merupakan negara yang selama kurang lebih 3.000 tahun terus menerus membangun
dirinya menjadi bangsa modern, walaupun pembangunan ekonomi modernnya baru
dimulai dua abad yang lalu.
d.
Penghitungan PDB dan Kegiatan-kegiatan Ekonomi Tak Tercatat (Underground Economi)
Angka
statistik PDB Indonesia yang dilaporkan oleh Badan Pusat Statistik hanya
mencatat kegiatan-kegiatan ekonomi formal. Karena itu, statistik PDB belum
mencerminkan seluruh aktivitas perekonomian suatu negara. Misalnya, upah
pembantu rumah tangga di Indonesia tidak tercatat. Begitu juga dengan kegiatan
petani buah yang langsung menjual produknya ke pasar.
Di
negara-negara berkembang, keterbatasan kemampuan pencatatan lebih disebabkan
oleh kelemahan administratif dan struktur kegiatan ekonomi masih didominasi
oleh kegiatan pertanian dan informal. Tetapi di negara-negara maju, kebanyakan
kegiatan ekonomi yang tak tercatat disebabkan oleh karena kegiatan tersebut
merupakan kegiatan ilegal atau melawan hukum. Padahal, nilai transaksinya
sangat besar. Misalnya, kegiatan penjualan obat bius dan obat-obat terlarang
lainnya.
Sumber
: