Artinya
ketika kita mempercayakan orang lain dengan sebuah keputusan penting maka kita harus dengan senang mendukungnya. Ketika kita memberi
wewenang kepada orang lain maka kita telah meningkatkan
kemampuan orang lain tanpa menurunkan kemampuan kita. Maksudnya jika seorang pemimpin telah mampu
mendelegasikan tugas dengan baik kepada bawahannya, berarti ia telah
membuat langkah cerdas dalam kerjanya, tugas yang tercapai lebih banyak dan lebih cepat. Bawahannya semakin
pintar dan pada akhirnya tujuan bersama pun tercapai dengan
hasil terbaik. Namun syarat sebelum pendelegasian adalah berikan penjelasan dan ilmu sampai orang yang kita
delegasikan tersebut paham benar tentang apa yang harus ia
lakukan.
2.3 TipologiKepemimpinan
Tipologi
kepemimpinan disusun dengan titik tolak interaksi personal yang ada dalam
kelompok . Tipe-tipe pemimpin dalam tipologi ini dapat dikelompokkan dalam
kelompok tipe berdasarkan jenis-jenisnya antara lain:
1.Tipe
Otokratis
Seorang
pemimpin yang otokratis ialah pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai
berikut: Menganggap organisasi sebagai pemilik pribadi, mengidentikkan tujuan
pribadi dengan tujuan organisasi, Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata,
Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat, terlalu tergantung kepada
kekuasaan formalnya, dalam tindakan pengge-rakkannya sering mempergunakan
pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
2.Tipe Militeristis
Perlu
diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari seorang pemimpin tipe
militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi militer. Seorang
pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang memiliki
sifat-sifat berikut : dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang lebih
sering dipergunakan, dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada
pangkat dan jabatannya, senang pada formalitas yang berlebih-lebihan, menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan, sukar menerima kritikan dari
bawahannya, menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
3.Tipe
Paternalistis.
Seorang
pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang paternalistis ialah seorang yang
memiliki ciri sebagai berikut : menganggap bawahannya sebagai manusia yang
tidak dewasa, bersikap terlalu melindungi (overly protective), jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif, jarang
memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan daya kreasi dan
fantasinya, dan sering bersikap maha tahu.
4.Tipe
Karismatik.
Hingga sekarang
ini para ahli belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin
memiliki karisma. Umumnya diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya
tarik yang amat besar dan karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang
jumlahnya sangat besar, meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat
menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya
pengetahuan tentang sebab musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik,
maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan
kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil tidak
dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah seorang yang
kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John F Kennedy
adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih muda pada
waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil, Gandhi tidak
dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
5.Tipe
Demokratis.
Pengetahuan
tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa tipe pemimpin yang demokratislah
yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal ini terjadi karena tipe
kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut : dalam proses
penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia itu
adalah makhluk yang termulia di dunia, selalu berusaha mensinkronisasikan
kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi dari
pada bawahannya, senang menerima saran, pendapat, dan bahkan kritik dari
bawahannya, selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork dalam usaha
mencapai tujuan, ikhlas memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada
bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian diperbaiki agar bawahan itu
tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi lebih berani untuk berbuat
kesalahan yang lain, selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses
daripadanya, dan berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin.
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan
Dalam
melaksanakan tugas kepemimpinan mempengaruhi orang atau kelompok menuju tujuan tertentu,
kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa faktor.Faktor-faktor yang mempengaruhi
kepemimpinan adalah sebagai berikut :
A. Faktor Kemampuan Personal
Pengertian kemampuan adalah
kombinasi antara potensi sejak pemimpin dilahirkan ke dunia sebagai manusia dan
faktor pendidikan yang ia dapatkan. Jika seseorang lahir dengan kemampuan dasar
kepemimpinan, ia akan lebih hebat jika mendapatkan perlakuan edukatif dari
lingkungan, jika tidak, ia hanya akan menjadi pemimpin yang biasa dan standar.
Sebaliknya jika manusia lahir tidak dengan potensi kepemimpinan namun
mendapatkan perlakuan edukatif dari lingkunganya akan menjadi pemimpin dengan
kemampuan yang standar pula. Dengan demikian antara potensi bawaan dan
perlakuan edukatif lingkungan adalah dua hal tidak terpisahkan yang sangat
menentukan hebatnya seorang pemimpin.
B. Faktor Jabatan
Pengertian jabatan adalah struktur
kekuasaan yang pemimpin duduki. Jabatan
tidak dapat dihindari terlebih dalam kehidupan modern saat ini, semuanya seakan
terstrukturifikasi. Dua orang mempunyai kemampuan kepemimpinan yang sama tetapi
satu mempunyai jabatan dan yang lain tidak maka akan kalah pengaruh. sama-sama
mempunyai jabatan tetapi tingkatannya tidak sama maka akan mempunya pengarauh
yang berbeda.
C. Faktor Situasi dan Kondisi
Pengertian situasi adalah kondisi
yang melingkupi perilaku kepemimpinan. Disaat situasi tidak menentu dan kacau
akan lebih efektif jika hadir seorang pemimpin yang karismatik. Jika kebutuhan
organisasi adalah sulit untuk maju karena anggota organisasi yang tidak
berkepribadian progresif maka perlu pemimpin transformasional. Jika identitas
yang akan dicitrakan oragnisasi adalah religiutas maka kehadiran pemimpin yang
mempunyai kemampuan kepemimpinan spritual adalah hal yang sangat signifikan.
Begitulah situasi berbicara, ia juga memilah dan memilih kemampuan para
pemimpin, apakah ia hadir disaat yang tepat atau tidak.
2.5 Contoh Kasus Dalam Kepemimpinan
Muhammad nazaruddin merupakan seorang
pengusaha dan politisi Indonesia yang menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR)periode 2009-2014 dari Partai Demokrat, Setelah menjabat sebagai Bendahara
Umum Partai Demokrat pada tahun 2010, pada tahun 2011 Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) menjadikannya tersangka kasus suap pembangunan wisma atlet untuk
SEA Games ke-26. Nazaruddin meninggalkan Indonesia sebelum statusnya menjadi
tersangka dan menyatakan melalui media massa bahwa sejumlah pejabat lain juga
terlibat dalam kasus suap tersebut, hingga akhirnya ia tertangkap di Cartagena
de Indias, Kolombia.
Pada 21 April 2011, Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) menangkap Sekretaris Mentri Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam,
pejabat perusahaan rekanan Mohammad El Idris, dan perantara Mindo Rosalina
Manulang karena diduga sedang melakukan tindak pidana korpsi suap menyuap.
Penyidik KPK menemukan 3 lembar cek tunai dengan jumlah kurang lebih sebesar
Rp3,2 milyar di lokasi penangkapan. Keesokan harinya, ketiga orang tersebut
dijadikan tersangka tindak pidana korupsi suap menyuap terkait dengan
pembangunan wisma atlet untuk SEA Games ke-26 di Palembang, Sumatera
Selatan.Mohammad El Idris mengaku sebagai manajer pemasaran PT Duta Graha
Indah, perusahaan yang menjalankan proyek pembangunan wisma atlet tersebut, dan
juru bicara KPK Johan Budi menyatakan bahwa cek yang diterima Wafid Muharam tersebut
merupakan uang balas jasa dari PT DGI karena telah memenangi tender proyek itu.
Pada 27 April 2011, Koordinator LSM
Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menyatakan kepada
wartawan bahwa Mindo Rosalina Manulang adalah staf Muhammad Nazaruddin.Nazaruddin
menyangkal pernyataan itu dan mengatakan bahwa ia tidak mengenal Rosalina
maupun Wafid.Namun, pernyataan Boyamin tersebut sesuai dengan keterangan
Rosalina sendiri kepada penyidik KPK pada hari yang sama dan keterangan kuasa
hukum Rosalina, Kamaruddin Simanjuntak, kepada wartawan keesokan harinya.
Kepada penyidik KPK, Rosalina menyatakan bahwa pada tahun 2010 ia diminta
Nazaruddin untuk mempertemukan pihak PT DGI dengan Wafid, dan bahwa PT DGI
akhirnya menang tender karena sanggup memberi komisi 15 persen dari nilai
proyek, dua persen untuk Wafid dan 13 persen untuk Nazaruddin. Akan tetapi,
Rosalina lalu mengganti pengacaranya menjadi Djufri Taufik dan membantah bahwa
Nazaruddin adalah atasannya.Ia bahkan kemudian menyatakan bahwa Kamaruddin,
mantan pengacaranya, berniat menghancurkan Partai Demokrat sehingga merekayasa
keterangan sebelumnya, dan pada 12 Mei Rosalina resmi mengubah keterangannya
mengenai keterlibatan Nazaruddin dalam berita acara pemeriksaannya. Namun
demikian, Wafid menyatakan bahwa ia pernah bertemu beberapa kali dengan
Nazaruddin setelah dikenalkan kepadanya oleh Rosalina.
Dalam kasus ini peran pemimpin sangat
berpengaruh, karna seorang pemimpin harus tegas kepada anggotanya. Jika
pemimpin dalam organisasi tersebut memiliki sifat yang lemah dan mudah terhasut
maka anggotanya yang berbuat salah tersebut akan deberikan sanksi yang tidak
sepadan dengan perbuatannya yang sudah mencoreng nama baik partai/organisasi
tersebut.
Karna dalam suatu organisasi memiliki tujuan yang sama, pemimpin dan
anggota harus saling mendorong dan menasehati dalam hal kebaikan, dalam halnya
kasus yang lain jika seorang pemimpinnya saja sudah tidak baik gimana dengan
anggotanya.
Maka dari itu dalam suatu partai/organisasi pemimpin yang tegas dan jujur
sangat lah dibutuhkan, agar tidak menyesatkan anggota yang lainnya.